Sebuah Catatan Sebelum Melepaskan

Padang,
Seusai lembur.

Aku mengenap di sepi pekat,
Rembulan turun menemaniku, dan merayu;
“Sebentar lagi, jangan berhenti.
Asamu tiada sia-sia, yang ‘akan’ tetap akan, meski bimbang membuatnya enggan.
Jangan takut, kembalikan semua pada tempat seharusnya.”

Aku menekur di sela matamu,
Setitik rasa berlalu jatuh, berbisik;
“Kamu berdiri di bayang tasyaum,
Pelecut, hingga tidak lagi memperakukan apa-apa yang belum.
Kau akan belajar setelahnya,
Dan meletakkan sesuatu pada keharusannya.”

“Setiap daya, akan berbuah
Menjadi sesuatu, atau menjadi hikmah
Petiklah!” Kataku memulangkan rindu
Dari tengadah kedua tanganku.

Lepaslah, jika harus lepas.

2 tanggapan untuk “Sebuah Catatan Sebelum Melepaskan

Tinggalkan Balasan ke Rissaid Batalkan balasan